Johor Bahru-Kuala Lumpur-Malacca Trip (Day 2)

11:53 AM


By the way, tulisan ini di-posting juga setelah penundaan berabad-abad lamanya #LEBAY setelah beberapa trip lain setelahnya. Semua karna penyakit ini nih: MALAS! LOL. Well, however yang penting akhirnya bisa dibuat juga postingannya ding :P

Setelah menghabiskan satu harian yang panjang nan melelahkan kemarin, akhirnya tiba juga di Melaka dini hari. Setelah ngabarin pemilik hostel yang untungnya kita diperbolehkan buat check-in jam 4 pagi. Tamu diwajibkan untuk memberi deposit sebesar RM 30 yang akan diberikan kembali saat check-out. Kemudian kami diantarkan sampai ke kamar yang ternyata berada terpisah dari reception yang difungsikan sebagai Cafe.

Habis beberes, mandi, de el el kami tidur sekitar jam 5 pagi dan bangun besoknya sekitar jam 7 pagi. Jadi total tidur cuma 2 jam. Tapi anehnya masih seger-seger aja, mungkin euforia mau mulai bereksplorasi hari itu. Nah, Discovery Hostel ini nyediain sarapan standar buat tamunya semacam roti dan berapa macam selai trus ada kopi sama teh juga.

Kelar sarapan, kami mulai jalan ke area wisata di Melaka. Asyiknya Melaka yang sudah dinobatkan menjadi kota warisan dunia dari UNESCO ini tempat wisatanya ngumpul di satu area yang semuanya bisa diakses dengan jalan kaki. Aihhh, mana dari hostel yang kami inepin itu cuma jalan kaki kurang lebih 5 menit aja loh! Bahagia banget gak sih sudahlah pasti hemat ongkos pula :D


Stadhuys dan Christ Church




Museum Belia Malaysia ini letaknya bersebelahan dengan Christ Church, daerah ini lebih dikenal dengan Red Square atau Bangunan Merah. Yang bisa dilakuin turis di tempat ini sih foto-foto dengan background gereja yang warnanya merah, nyobain becak lokal di sana yang udah didandanin beraneka warna dan bentuk dan kalau jalan musiknya aduhai hebohnya, ataupun jajan makanan lokal plus belanja oleh-oleh sama kerajinan. Yang tentunya gak kami lakuin di sini karena kami berencana belanja oleh-oleh di tempat lain yang pastinya lebih murah. Itu pasti haha.


Malacca Clock Tower

Salah satu background foto yang gak pernah sepi itu ikon 'I LOVE MALACCA' (CMIW). Karena kami bosen mesti gantian nungguin orang foto, jadi spot ini di-skip aja. Gantinya kami memilih spot kincir angin di letaknya ada di seberang. Sepi dong jadinya bebas, vibe-nya serasa di Belanda hehe.



A Famosa

A Famosa atau Porta de Santiago ini merupakan benteng peninggalan portugis di Melaka. Yang bisa dilakuin di sini ya foto-foto lagi tapi kali ini sama meriam hihi, karena emang bertebaran banyak meriam di sekeliling benteng ini.

Berpose berlatar meriam lol


St. Paul's Church




Untuk menuju tempat satu ini, kita wajib siapin ekstra energi karena mesti mendaki anak tangga yang lumayan banyak menandakan tempat ini berada di ketinggian. Orang tua sih gak direkomendasikan ke tempat ini, pas ke sana kemaren saya juga gak ngeliat ada penampakan orang tua atau anak-anak. Lagian gak banyak juga yang bisa diliat di St. Paul's Church ini, waktu itu kami berkunjung karena sekalian lewat plus ngelengkapin checklist tempat wisata di Melaka doang. Kebetulah juga ruang gerak agak terbatas waktu itu karena lagi ada persiapan buat event yang bakalan di adain di sana malam harinya.

Ignore somebody behind me :P


Maritime Museum




Setelah turun St. Paul's Church, kami langsung menuju ke arah Museum Maritim. Jadi arahnya lurus aja sampai nanti masuk ke Medan Selera, nah dari situ Kapal besar yang menjadi ikon Museum Maritim ini udah keliatan. Oh ya, di sini harus bayar tiket masuk gak kayak tempat lainnya yang kami kunjungin tadi, tiketnya RM 10 buat turis luar negeri.

Selesai dari Museum Maritim, kebetulan udah waktunya jam makan siang. Kami pun memutuskan buat maksi sekaligus nyari oleh-oleh di Medan Selera tadi. Jadi lantai bawahnya khusus jualan makanan ringan dan kerajinan tangan ya. Kebanyakan sih sama aja kayak makanan Indonesia semacam kerupuk, dodol, dan kebanyakan keripik dan rata-rata pedagangnya semua bisa bahasa Indonesia. Gak tau sih mereka itu penduduk lokal atau orang Indonesia yang merantau di Melaka soalnya pas kami makan di food court yang letaknya di lantai 2, penjualnya ibu-ibu orang Indonesia dong dari Jawa cuma lupa beliau bilang kota mana. Makanannya pun rata-rata murah meriah sekitar RM 5-6 per porsi.

Stall nasi ayam ibunya yang sebelah kiri


Berburu Mural dan Spot Foto Instagramable



Melaka emang terkenal dengan banyaknya mural-mural yang bertebaran di dinding baik itu rumah makan atau restoran, penginapan maupun rumah penduduk lokalnya. Dan dari yang saya temuin waktu itu kebanyakan letaknya di dekat Riverside (sederatan sama Hard Rock Cafe) tapi yang bagian seberang dari daerah Red Square atau Bangunan Merah tadi.

Desain eksterior restoran yang imut 

Berburu Jajanan di Jonker Walk




Melaka salah satunya juga dikenal karena makanannya yang enak-enak, nah salah satu tempatnya adalah di Jonker Street, tepatnya Jonkerwalk yang semacam pasar malam karena mulai buka jam 6 sore. Cumaaaaa sayangnya kebanyakan penjualnya Chinese non muslim, ya walaupun mereka mengklaim makanannya halal kan tetep aja toh jadinya syubhat alias gak jelas kehalalannya. Mending dihindari lagian masih ada jajanan halal lain. Akhirnya di Jonkerwalk ini kami cuma beli coconut shake (penjualnya juga Melayu muslim) yang superrrr enakk! It's a must try!
Sedangkan makan malamnya kami take away untuk makan di hostel di salah satu rumah makan halal di deket Jonker juga, yaitu Chicken Rice Ball yang rasanya gak seenak nasi ayam yang kami makan di Medan Selera tadi siang. Mungkin karena yang masak beda, satu orang Melayu asli satunya orang Jawa perantauan. Kami lidah Indonesia banget emang.

The delicious coconut shake

Chicken Rice Ball + Nasi Ayam in frame


Malacca Riverside

Melaka menjelang malam itu cantik banget ya Allah. Sehabis dari Jonkerwalk, sambil minum coconut milkshake trus jalan di sepanjang sungai aka Melaka Riverside dengan suara kicauan burung trus cahaya lampu-lampu yang semburatnya terpantul di air sungai itu Masha Allah wooww-nya. Kalau kamu pengen nyobaiin keliling sungai kamu bisa naik Malacca Rivercruise yang kalau gak salah sekitar RM 21. Tapi waktu itu kita cuma jalan-jalan atau duduk-duduk aja di pinggir sungai. Ahh, kalau ingat pengalaman itu saya pengin lagi ke Melaka khusus buat nikmatin cantiknya Riverside pas malam hari. Every time it crosses my mind, it makes me miss it so bad!


That's a wrap, trip JB-KL-Melaka ini akhirnya selesai besok harinya. Kami balik naik bus dari Melaka Sentral langsung ke Larkin Johor Bahru. And finally back to Batam!

No comments:

We may share everything which is good rite here. Please behave by giving good comment without any discrimination. Thanks..... ;)

Powered by Blogger.