The Boss Baby's Lesson : Nothing is Constant

Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari suatu hal dan film menjadi salah satu media penyampaian pesan baik itu secara tersurat maupun tersirat. Tak peduli apapun jenis genre filmnya dan siapapun penontonnya, selalu diselipkan pelajaran yang bisa dipetik. Termasuk film animasi The Boss Baby yang menjadi Box Office dan berhasil menggeser posisi Beauty and The Beast sebagai film dengan pendapatan terbesar pada minggu pertama penayangannya.

Laiknya film animasi pada umumnya yang bergenre komedi dan rating yang ditujukan untuk anak-anak dengan bimbingan orang tua, film ini pun tak berbeda jauh. Narasinya sendiri berpusat pada seorang anak tunggal laki-laki bernama Tim (pengisi suara oleh Miles Christopher Bakshi) yang tentunya sangat berkelimpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya, Dad (Jimmy Kimmel) dan Mom (Lisa Kudrow). Segala kebutuhannya dipenuhi dan tiada hari tanpa bacaan 5 buah dongeng, pelukan dan lagu kesayangannya, Blackbird, selalu sebelum tidur oleh Mom dan Dad. Bagi Tim, dunia berputar pada dirinya, Mom dan Dad, bahkan Tim meyakini konsep Triangle adalah konsep kebahagiaan di mana hanya ada Tim, Mom dan Dad. Mutlak, tanpa boleh ada pengganggu!

Sayangnya, konsep kebahagiaan Triangle milik Tim harus runtuh sejak kedatangan bayi laki-laki yang tentunya adalah sang Boss Baby (Alec Baldwin) berbaju eksmud (baca: eksekutif muda) lengkap dengan kopernya. Segala sesuatunya berubah drastis, orang tuanya yang dulu hanya memusatkan perhatian pada Tim kini mulai teralihkan oleh sang bayi. Bahkan Tim tak lagi dibacakan dongeng dan dinyanyikan lagu kesayangannya sebelum tidur karena kedua orang tuanya kelelahan mengurus sang bayi. Mau tak mau, Tim harus menerima bayi itu sebagai baby brother-nya. 

Kebencian pun mulai menghinggapi Tim hingga suatu malam ia memergoki sang bayi tengah berbicara di telepon layaknya orang dewasa. Di sinilah ia menemukan fakta bahwa sang bayi bukanlah bayi biasa dan faktanya sang bayi adalah seorang Boss Baby yang memiliki kemampuan manajemen. Boss Baby mengatakan bahwa dirinya dan bayi-bayi lainnya berasal dari Baby Corp. dan ia dikirim untuk menyelesaikan sebuah misi melawan penjajahan anjing-anjing peliharaan lucu di Puppy Co. yang merebut perhatian serta kasih sayang para orang tua dari para bayi. Dan begitu misinya selesai, maka ia akan kembali dan pergi dari kehidupan Tim. 

Mengetahui bahwa Boss Baby akan pergi dari keluarganya dan impian bahwa hidupnya akan kembali seperti semula membuat Tim mau bekerja sama membantu Boss Baby. Namun perlahan tapi pasti ia mulai menyayangi si bayi. Ini kembali membuktikan bahwa tidak ada yang konstan atau tetap dalam kehidupan, segala sesuatunya bisa berubah seiring waktu. Tim yang mulanya membenci Boss Baby kemudian malah menjadi tak rela kehilangan 'baby brother-nya' itu. Yes, the lesson I obviously got from this film, nothing is constant!

Menilik bahwa film ini adalah film animasi komedi yang tentunya banyak diselipkan bumbu-bumbu humor, namun sayangnya tidak begitu berhasil banyak memancing tawa. Hanya beberapa bagian yang sukses membuat saya terkikik geli ketika adegan Tim saling memakaikan baju dengan Boss Baby dan saat Boss Baby harus menyamar memakai kostum anak anjing. Selebihnya hanya berhasil memancing tawa ringan. 

Akhirnya, The Boss Baby adalah film ringan yang cocok dinikmati oleh semua anggota keluarga dengan bumbu-bumbu humor dan pesan yang bisa dipetik oleh para orang tua untuk disampaikan pada anak-anak mereka dan tentunya dengan cerita film yang berakhir bahagia. 

Trailler The Boss Baby