Beauty and The Beast, Dongeng Musikal Nan Apik

"Bonjour..."

Sapaan pembuka dari si cantik Emma Watson yang berperan sebagai Belle (yang dalam Bahasa Perancis artinya cantik). Yaa apalagi kalau bukan dalam Beauty and The Beast, film yang beberapa hari ini berhasil merajai Box Office. Beauty and The Beast berlatar di Perancis, namun sayangnya di film versi live-action nya ini dalam bahasa Inggris alih-alih Perancis. Tapi its's okay sih, karena heii ini British English yang diperankan aktor-aktrisnya dengan medok. Kinda love their accent...



Film yang diadaptasi dari dongeng terkenal ini bercerita tentang Si Cantik Belle yang digambarkan gemar membaca buku, berparas cantik layaknya namanya sendiri, pemberani tapi penyendiri dengan lebih banyak menghabiskan waktunya membaca sehingga orang-orang di desanya memanggilnya aneh. The weird Belle, they said.. 
Takdir mempertemukan Belle dan Si Pangeran Buruk Rupanya, Beast (Dan Stevens) untuk menyelamatkan ayahnya (Kevin Kline) yang ditawan karena memetik sekuntum mawar di kastil Si Buruk Rupa. Sepertinya ingin bersyukur dengan pertemuan Belle dengan Beast yang secara tidak langsung menyelamatkan dirinya dari Gaston (Luke Evans) yang terobsesi memperistri Belle. Sumpah si Gaston ini narsis banget, blehh.....   



Beauty and The Beast adalah film yang arahan Bill Condon yang setia pada cerita animasi aslinya. Tidak seperti beberapa film Disney lainnya yang mencoba 'mendandani' ceritanya dari versi asli seperti Maleficent yang memperbaiki citra sang penyihir, Beauty and The Beast benar-benar murni dari animasi yang dibuat versi manusianya.

Selama 120 menit film ini, penonton disuguhkan dengan pemandangan yang apik dan cantik. Detail-detail kastil yang menarik, butiran salju yang terlihat alami, postur dan wajah Beast yang seperti genuine, serta benda-benda hidup dalam kastil yang seperti benar-benar hidup didukung dubbing-an suara yang pas, seperti Cogsworth (Ian McKellen) dan Plumette (Gugu M-Batha Raw), Mrs. Potts (Emma Thompson) dan si kecil Chip (Nathan Mack) . 



Ohh, I can feel how thougthfulness Mrs. Potts when she calmed Belle about the Beast even though she was just a Kettle.. Yeah, Mrs. Potts ini perhatian banget. Sepertinya Beast harus berterima kasih banyak padanya karna tanpa sosok Mrs. Potts atau si chandellier Lumiere dan para penghuni ramah tamah lainnya. Karena tanpa adanya mereka, mustahil rasanya Belle tidak minggat jauh-jauh menghadapi sikap Beast yang awal-awal digambarkan sangat-sangat menyebalkan sekali.



Meskipun pada akhirnya film ini ditutup manis dengan transformasi Si Buruk Rupa menjadi Pangeran tampan seperti cerita dongengnya. Beauty and The Beast berhasil memanjakan penikmat film Disney penyuka dongeng-dongeng manis ala Pangeran dan Putri yang ending-nya happily ever after. Wajar saja isi bioskop mayoritas perempuan, remaja dan anak-anak perempuan atau orang tua salah baca rating (bawa-bawa balita yang cuma ganggu penonton lain karena sibuk nangis atau teriak-teriak di bioskop). Semoga golongan ini diberikan kesadaran segera. Amin..

Beauty and The Beast adalah suguhan apik dari versi modern dari dongeng yang As Old As Time, dengan sentuhan musikal. Tapi satu yang menuntut pertanyaan lanjut, penasaran sama penyihirnya gak sih? 
Well, That's a wrap. Enchante...


Trailler Beauty and The Beast















No comments:

We may share everything which is good rite here. Please behave by giving good comment without any discrimination. Thanks..... ;)

Powered by Blogger.